diawali dari memberikan definisi kamus untuk “dog (anjing)” dan “cat kucing)” dalam bahasa-ibu penerjemah. Memikirkan padanan kata-kata itu dalam bahasa asing yang paling penerjemah kuasai. Ingat-ingatlah padanan kata itu dalam ima jinasinya.
Kini duduk dengan nyaman. Penerjemah memejamkan mata bila itu membantunya “berkhayal” dengan lebih baik. Memikirkan hewan peliharaan semasa kanak kanak; visualisasikan, rasakan mereka, bayangkan An da memangkunya atau berguling-guling bersamanya di lantai (semua hal yang menciptakan kontak jarak dekat). Ingatlah saat-saat Anda menyayangi mereka (atau salah satunya), membenci mereka, takut, acuh tak acuh terhadap mereka. Bila Anda punya perasaan negatif terhadap mereka, ingatlah secara detail kapan Anda paling kuat merasakannya, misalnya ketika si anjing menyalak, menggigit Anda, ketika si kucing mendesis pada Anda dan mencakar Anda.
Latihan di Kantor Jasa Penerjemah Tersumpah
Kini pikirkan konotasi dan pemakaian positif dan ne gatif untuk kata “anjing” dan “kucing” dalam bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lain. (Dalam bahasa Ing gris, sejumlah orang menyebut wanita yang bersahaja dengan sebutan “dog-anjing” dan wanita yang peri lakunya buruk dengan “cat-kucing”; “a dog’s life” adalah hidup yang tidak menyenangkan; tetapi “a dog is a man’s best friend” (seekor anjing adalah sa habat baik manusia) dan orang yang baik hati disebut “pussy-cat.”) Mana penggunaan yang penerjemah anggap benar dan mana yang salah? Diskusikan bersama kelompok penerjemah, hubungan apa yang ada di antara pengalaman fisik pribadi dengan penggunaan kata-kata lazim seperti “anjing” dan “ku cing” sebagai kiasan? Apa persamaan dan perbedaan di antara pengalaman kita dengan orang dan peng alaman kita dengan binatang (terutama binatang pia raan), dan bagaimana pengaruh persamaan dan per bedaan tersebut terhadap cara kita mempergunakan bahasa?
Pikirkanlah sebuah kata paling tabu yang bisa terpikir kan oleh penerjemah dalam bahasa asli. Perhatikan tubuh saat kata itu Anda ucapkan-bagaimana perasaan Anda, nyaman atau tidak, santai ataukah tegang, hangat ataukah dingin, senang ataukah ce mas. Sekarang ucapkan kata itu keras-keras. Perhatikan reaksi tetangga Anda sambil tetap memantau reaksi tubuh Anda sendiri. Sekarang bayangkan Anda mengucapkan kata itu kepada ibu. Ucapkan 100 kali apakah pengaruhnya untuk menimbulkan shock sudah berkurang sebagian, atau malah seluruhnya? Terakhir, bayangkanlah suatu situasi, seseorang, atau kelompok orang, tempat penerjemah merasa nyaman untuk mengucapkan kata tersebut. Ingatlah situasi situasi saat Anda diajari untuk tidak menggunakan bahasa itu, siapa saja orang (atau kelompok) yang mengajari Anda, bagaimana perasaan Anda saat Anda dipermalukan atau dipukul karena menggunakan bahasa itu. Ingatlah situasi saat Anda mengucapkan kata itu bersama teman atau saudara Anda dan merasa ingin memberontak. Jika belum pernah, bayangkan saja situasi itu-bayangkan diri Anda cukup hebat dan berani untuk mendobrak norma sosial dan ham batan dalam diri Anda, dan lakukan.
Diskusikan dengan kelompok Anda: bagaimana pe ngaruh perilaku, harapan, dan reaksi orang lain ter hadap “makna” kata-kata makian? Saat membanding kan kata-kata makian dalam bermacam-macam ba hasa, bagaimana kita bisa menentukan mana yang “lebih kasar” dan mana yang “kurang kasar”?
Pikirkan sebuah kata atau frasa dalam bahasa-ibu Anda yang menurut ajaran guru Anda di sekolah diang gap sebagai kata yang “keji”, “tidak baik”, “kasar”, dan sebagainya, lalu ucapkan kata atau frasa itu keras keras kepada orang di sebelah Anda, dan amati res pons tubuh Anda. Apakah tubuh Anda terasa senang, susah, hangat, gelisah, atau apa? Selanjutnya, coba tempatkan diri Anda dalam sebuah kondisi mental tempat Anda merasa bangga dengan kata atau frasa itu, saat penggunaan kata atau frasa itu membuat An da diterima dengan hangat dalam suatu komunitas. Terakhir, rasakan pertentangan yang berkembang di dalam tubuh Anda antara komunitas yang menghen daki Anda menggunakan kata dan frasa tersebut de ngan komunitas yang tidak menerimanya.
Diskusikan dengan kelompok Anda: bagaimanakah cara individu atau kelompok masyarakat mengendali kan batas-batas antara bahasa yang sopan dengan yang tidak sopan (menurut kedaerahan, etnis, kelas, gender, usia)? Bagaimana individu atau kelompok ter sebut mempertahankan pengendalian itu? Seberapa efektifkah pertahanan mereka?
Latihan di kantor Jasa Penerjemah
Lakukan percakapan singkat dengan tetangga penerjemah dalam bahasa-ibu yang terpatah-patah-misal nya celotehan bayi, pembicaraan orang asing, dan sebagainya dan cobalah menempatkan diri Anda seba gai si pembicara itu. Cobalah merasakan sulitnya mengungkapkan diri Anda sendiri tanpa kefasihan dan kemudahan berbicara dalam bahasa itu seperti yang penerjemah miliki sekarang. Juga rasakan pertentang an antara keinginan Anda untuk menuturkan bahasa Anda dengan “benar” dan dorongan latihan ini untuk terus berbicara “salah”.
Diskusikan dengan kelompok penerjemah: di samping kecakapan kebahasaan, apalagi kecakapan yang harus Anda kuasai agar dapat berbicara dalam bahasa Anda dengan lancar? Adakah waktu-waktu tatkala keca kapan-kecakapan itu lenyap, paling tidak sebagian saat Anda terbangun di tengah malam buta karena dering telepon, saat Anda sakit demam, ketika Anda terlalu banyak merokok?
Perankan suatu situasi yang perlahan-lahan mema lukan bersama tetangga penejremah anda, tanpa menjelaskan apa kesalahan orang itu. Marahlah dengan sungguh-sungguh. Katakan apa saja yang pernah dilontarkan orang tua atau guru Anda atau siapapun kepada Anda saat Anda masih anak-anak, “Jangan, itu tidak baik, jelek sekali, kamu anak nakal, jangan sekali-kali melaku kannya lagi; Kamu kenapa sih? apa yang kamu pikir kan? Berani-beraninya kamu?! Tunggu saja sampai ayahmu pulang!” Sekarang tukarlah perannya, dan amatilah bagaimana reaksi tubuh Anda saat menjadi pihak yang mempermalukan dan yang dipermalukan. Diskusikan dengan kelompok penerjemah anda: pengaruh apa yang masih membekas dari percakapan memalukan yang terdengar di masa kanak-kanak seperti ini ter hadap penggunaan bahasa di kemudian hari? Dalam hal apakah bahasa asing justru “membebaskan” hal itu karena tidak berpengaruh sejak masa kecil Anda?