Faktor penting yang mempengaruhi terbentuknya migas

Unsur yang memengaruhi pembentukan minyak dan gas bumi sangat mesti untuk kita ketahui sebab migas tidak dapat terbentuk begitu saja sehabis materialnya tertimbun dibawah susunan tanah tanpa melalui tahap-tahap tertentu. Bisa saja bahan yang mestinya beralih menjadi minyak maupun gas bumi flow meter jadi membentuk material padat layaknya tanah atau batuan supaya tidak dapat membuahkan migas sama sekali.

Faktor utama yang dapat memengaruhi fosil menjadi migas

Seperti yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya yang berjudul “Tahap terbentuknya migas menurut teori organik,” disitu dijelaskan bahwa minyak dan gas bumi berasal dari bangkai makhluk hidup purba, dan seiring berjalannya saat bangkai tadi dapat tertimbun di dalam susunan tanah selama berjuta-juta tahun hingga membentuk migas.

Sebetulnya, terbentuknya migas dari fosil makhluk hidup tersebut tidak serta merta berlangsung begitu saja, namun disebabkan oleh lebih dari satu faktor. Apabila aspek itu tidak terpenuhi maka sudah pasti fosil tidak dapat membuahkan migas.

Faktor utama yang dapat memengaruhi fosil menjadi migas yaitu temperatur di dalam tanah atau temperatur disekeliling fosil tersebut. Fosil tidak dapat beralih menjadi hidrokarbon kalau temperatur disekitarnya tidak cukup dari 65°C. Tetapi kalau temperatur disekitarnya berada di atas 260°C maka barangkali besar hidrokarbon dapat terurai supaya membuahkan minyak bumi. Kebanyakan hidrokarbon yang ditemukan di dalam tanah, suhu disekitarnya berada pada kisaran 107°C hingga 177°C.

Komponen minyak bumi adalah campuran rantai kimia yang rumit. Namun pada intinya rantai kimia tersebut punya kandungan lebih dari 70% karbon (C) dan lebih dari 5% hidrogen (H). Selain ke-2 senyawa tadi, minyak bumi terhitung punya kandungan bahan organik dalam kuantitas kecil dan punya kandungan oksigen, nitrogen dan sulfur. Tiga aspek penting yang sangat mungkin fosil mengalami tekanan dalam kuantitas besar dan meraih suhu tinggi lantas beralih menjadi migas, yaitu:

Faktor “bebatuan asal” (source rock), sebab minyak mentah berada pada bebatuan tersebut, umumnya batuan ini disebut terhitung sebagai batuan induk.

Terjadi perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone dan limestone yang berpori-pori (porous) pada reservoir miliki ukuran yang lumayan untuk menampung minyak bumi.

Terjadi jebakan (entrapment) geologi sebagai akibat dari pergerakan dari dalam bumi, pergerakan ini dapat bersifat gempa bumi atau erupsi gunung merapi. Jebakan geologi terhitung dapat berlangsung sebab erosi oleh air dan angin secara tetap menerus supaya menciptakan suatu “ruangan” di bawah yang dapat menjadi jebakan hidrokarbon.Apabil jebakan/ruangan tersebut dilapisi impermeable, maka hidrokarbon dapat selalu diam di tempat dan tidak dapat bergerak ke mana-mana lagi.

Ketiga aspek di atas miliki fungsi penting supaya fosil meraih suhu tinggi dan tekanan yang besar disekelilingnya supaya menjadi migas. Dari pembahasan ini dapat kita simpulkan bahwa terbentuknya migas sangat terpengaruh oleh suhu dan tekanan. Apabila suhu dan tekanan rendah maka tidak dapat membuahkan migas, sebaliknya kalau suhu dan tekanan disekitarnya tinggi maka sangat mungkin terbentuknya migas.

Sekian ulasan kali ini mengenai faktor-faktor penting yang memengaruhi terbentuknya migas. Saya sebagai penulis menghendaki supaya artikel ini dapat berfaedah dan sudah pasti menaikkan wawasan anda mengenai dunia perminyakan.